Minggu, 05 Juni 2016

Dedaun Dan Gerimis

Dedaun Dan Gerimis

dedaun kering 
berguguran jatuh ......
tak bisa di halang oleh sepohon pokok
butiran gerimis.....
membasahi bumi .......
tak mampu ditahan oleh langit

siapa kita?
tak reda dengan takdirNya,
sedang diri...
tak kuasa menahan
gugurnya dedaun dan butiran gerimis.....

Sedarkah kita?
Hinanya kita....
kerdilnya kita.....

Maafkan Aku

Maafkan Aku

maafkan aku,
bukan tak sudi,
tapi kedatanganmu salah waktu,
bukan membenci,
tapi kehadiranmu tidak dinanti,
dan hatiku telah dipenuhi.....

maafkan aku,
bukan senyummu tidak menawan,
tapi senyummu hanya lebih melukakan
bukan wajahmu tidak menawan
tapi hanya lebih mengelirukan
dan hati terluka oleh kaum sejenismu....

maafkan aku,
bukan aku ingin bersendiri,
tapi aku masih belum ready,
bukan aku menyombong diri,
tapi aku tahu siapa diri ini.....

maafkan aku,
kerna kiranya pernah melukakanmu
itu bukan niatku.....

aku mencari...dan mencari...
kasih ilahi....
kerna aku tahu,
hanya dia yang tidak memungkiri,
hanya dia yang sudi...
hanya dia yang sentiasa di sisi.....

Tuhan,
ku pasrahkan diri.

MENANTI

MENANTI

Aku berpijak
Di tempat tak berpijak
Menanti dua kepak sayap
N’tuk membawaku terbang...

Aku diam
Di dalam keheningan
Menanti kegaduhan
Yang datang seiring gelapnya malam...

Aku minum
Di gelas tak berisi
Menanti utusan Tuhan
Yang memberikan air kehidupan...

Aku menangis 
Di dalam lautan
Menanti ombak besar
Yang menuntunku ke pantai...

Tapi aku hanya bisa menanti...

ninus.

Buat Sementara

Buat Sementara

Nantikanlah dengan hati-hati
Sesuatu yang diharap
Membawa kepastian
Melangkah kejayaan.

Begini mudah
Kata-kata jadi penguat jiwa
Yang sanggup nanti menentang segala rupa
Dugaan dalam pergolakan.

Meniti sekarang di atas jambatan seni
Di bawah-sudah menanti jurang dalam,
Pelan-pelan, hati-hati satu-satu langkah mara
Mahu sampai selamat biar lambat?

Meniti-niti perlahan
Pakai seribu kata-kata jampi;
Seperti menarah kelapa, supaya
Tempurung tanggal dan kepala bulat tiada cacat;
Nyata ini sia-sia- titi patah sederap
Bum! Teriak melengking tubuh hancur lumat
Jadi mainan bati keras berat.

Kenapa begini nasib melontarkan
Orang-orang yang hati-hati bersih suci
Selalu beringat, dan jalan cermat
Juga hasilnya kecewa.

Dan orang-orang yang dadak mengganas
Geraknya semberono,
Macam kilat melangkah itu jambatan
Sekarang berdiri bangga di seberang selamat.

Masuri S.N.

Syukur


Syukur

Kelambatanmu berjalan
Dalam kelam
Menangkap, mengikat segala hati
Keras beku jadi cair.

Dalam panas mengganggang
Menghisap segala jadi kering,
Engkau air basah
Menyejuk kalbu yang runsing.

Kerana dari mula jadi
Engkau ubat penawar.
Sampai di mana kesulitan
Engkau ubat penyenang.

Kalau aku engkau
Kalau engkau aku
Pertentangan menjadi;
Aku syukur sekarang kita begini.

Masuri S.N.

PUAS-PUAS


PUAS-PUAS

puas-puas bercakap
hati pun tergerak
untuk memerhatikan sikap
yang memihak

ke mana perkara akan dibawa
soal manusia soal dunia

puas-puas berfikir
begini jadinya
untuk bermenung menaksir
setiap yang terhasil:
masih tetap tertangkap
nada nafas yang tercunggap.

kemanusiaan, keduniaan
menjadi hukum percaturan;
rundingan dan kekuasaan
melihat berat pada kepalsuan

Masuri S.N. 
dewan sastera, April 1990

Tragedi

Tragedi

kita telah berpisah
tak mungkin kembali
namum masih kudengar
bisik kata dihatiku
kini tinggalah kenangan
masa indah bersamamu

tragedi kisah cinta kita
tragedi masa lalu…repeat

begitu banyak dapat kau b'rikan
tanpa rasa penyesalan
waktu berlalu tanpa resah
kukenang wajahmu
kupasrahkan segalanya
sekali lagi bersamamu

Pasir putih

Pasir putih

di pantai pasir putih
ketika pertama kali ku lihat dirimu
oh hatiku tertanam disana
impianku menjadi kenyataan

dipantai pasir putih
kau melakukan semua untuk-ku
oh kuhelai rambutmu
kulepaskan semua dukaku

dipantai pasir putih
dimana kita meninggalkan cinta
oh kubayang wajahmu
kupeluk angin bagaikan dirimu
dipantai pasir putih
dimana kita meninggalkan cinta oh

Sabtu, 21 Mei 2016

BICARA HATI DALAM KEKALUTAN

 BICARA HATI DALAM KEKALUTAN

Persengketaan yang hadir
Menyiksakan sanubari.
Bicara hati dua jiwa
Berlainan perasaan
Berbeza pemikiran.

Penyiksaan membuatkan aku
Kadangkala hilang kawalan.
Emosi meguasai diri
Minda sebu
Otak beku
Tindakanku kaku
Bicaraku bisu

Apa lagi yang perlu dinanti?
Andai hanya aku yang berharap
Agar bulan jatuh ke riba
Supaya kekusutan dapat dileraikan.
Semoga mentari mucul kembali.

Aku hanya mampu pasrah padaNya
Bersama kekalutan ini
Berbekalkan secarik harapan
Agar yang keruh dapat dijernihkan
Semoga kekalutan dapat diungkaikan
Supaya persengketaan dapat disisihkan.

Maafkan aku seandainya terlalu berharap
Maafkan aku seandainya terlalu memaksa
Hanya kerana aku sayang padamu…

Nukilan perasaan – Allianne

KUATRIN JUMAT

KUATRIN JUMAT

beginilah kekasih, telah kita ramu
jejak-jejak yang riuh di matamu
menjadi buku cerita tentang laut
dan burung camar yang cemberut

betapa kita tak lelah membangun puisi
membaca batu-batu di jalanan sunyi
lalu atas nama hati kita tuliskan
tanda-tanda kematian, pun masa depan

ada yang menyerah pada gemuruh mesin
maka puisi menjadi teman bermain
ada yang menyerah pada gemuruh dada
lalu puisi menjadi semacam keranda

mengusung kematian penyair ragu
mengapa puisi tak juga menyatu
bukankah jiwa kita ini lumpur
tersuruk di lantai sumur?

ts pinang

KEKASIH

KEKASIH

akan kupintal buih-buih
menjadi tali
mengikatmu

akan kuanyam gelombang-gelombang
menjadi hamparan
ranjang tidurmu

akan kutenun awan gemawan
menjadi selendang
menudungi rambutmu

akan kujahit bayu gunung
menjadi baju
pakaian malammu

akan kupetik bintang timur
menjadi kerongsang
menyinari dadamu

akan kujolok bulan gerhana
menjadi lampu
menyuluhi rindu

akan kurebahkan matari
menjadi laut malammu
menghirup sakar madumu

Kekasih, hitunglah mimpi
yang membunuh realiti
dengan syurga ilusi.


1971
Sajak Usman Awang

Kepada Lembah Mawar

Kepada Lembah Mawar
(Memang itulah aroma-Mu tumpah ke kalbu)

Telah mereka bawa berita luka
Kau terkapar - sedih dihiris
Kata-kata hanya debu di panas kering. Bila
Pintu ditutup. Di corong asap - muncul kabut ungu!
Sekolam hitam air mata. Sekering daun-daun melayang
Kau dengarkah gendang dipalu oleh tangan tak bermaya
Kilau fatamorgana tak bisa memberikan setitis air.

Saudaraku,
Tiuplah aroma attar itu
Dari Lembah Subur-Mu
Hanya setitis bagai air mata dulu
Tumpah ke setanganku!

Di situ zaman itu - Lembah yang dikunjungi
Pengembara tak mengenal lelah tak menemui garis akhir
Datang dan pergi melewati. Melewati batas pelangi.

Air Kasih tak kering. Tak mana Lembah
Kalau jubahnya basah menakung darah yang tumpah!

Attar Mawarkah
Mengembang cepat
Hingga mereka lupa - luka di dada.

April 1985

PEREMPUAN ITU

PEREMPUAN ITU

Perempuan itu
memecahkan kaca
seperti dia memecahkan
hatinya
yang terluka.

Perempuan itu
melihat laut ternganga
seperti dia melihat
sebuah kapal meninggalkannya.

Perempuan itu
mengunci diri
seperti dia mengunci hati
pada semua lelaki
yang dia benci.

Sajak Razali Mohamad

Sabtu, 26 Maret 2016

Dalam Librari

Dalam Librari

Dalam librari
aku tersengguk.
Seorang tua
tersenyum menegur:
Tak guna
membuka buku
menutup mata.
Kan elok
menutup buku
membuka mata?


Mulai esoknya
dalam librari
ku tak pernah
tersengguk lagi
walau orang tua
sudah lama
tiada kusua.


Dalam librari
kini ku membaca,
mataku sering
ke kerusi orang tua
yang sudah tiada

Sajak A. Samad Said

Larilah Jika Boleh

Larilah Jika Boleh

Kau sekarang sudah dihujungkan
Semua sudut sudah mengepungmu
Semua jalan sudah melurumu.

Kau sekarang sudah terdorong
Semua pintu sudah menutupmu
Semua langkah sudah menguncimu.

Apakah kau memencak kegilaan
Apakah kau menggeram kegigilan
Apakah kau meraung kehibaan!

Jantanmu sekarang di mana?
Kelmarin bicaramu yang mengaung benua
Didihkan sendiri api yang kau bara.

Larilah jika boleh
Hendak kulihat jantan sikapmu
Segala tembok telah kualih.

Sajak Mahsuri S.N.

Paman Doblang

Paman Doblang

Paman Doblang! Paman Doblang!
Mereka masukkan kamu ke dalam sel yang gelap.
Tanpa lampu. Tanpa lubang cahaya. Pengap.
Ada hawa. Tak ada angkasa.
Terkucil. Temanmu beratus-ratus nyamuk semata.
Terkunci. Tak tahu di mana berada.

Paman Doblang! Paman Doblang!
Apa katamu?

Ketika haus aku minum dari kaleng karatan.
Sambil bersila aku mengharungi waktu
lepas dari jam, hari dan bulan
Aku dipeluk oleh wibawa tidak berbentuk
tidak berupa, tidak bernama.
Aku istirah di sini.
Tenaga ghaib memupuk jiwaku.

Paman Doblang! Paman Doblang!
Di setiap jalan mengadang mastodon dan serigala.
Kamu terkurung dalam lingkaran.
Para pengeran meludahi kamu dari kereta kencana.
Kaki kamu dirantai ke batang karang.
Kamu dikutuk dan disalahkan.
Tanpa pengadilan.

Paman Doblang! Paman Doblang!
Bubur di piring timah
didorong dengan kaki ke depanmu
Paman Doblang, apa katamu?

Kesedaran adalah matahari.
Kesabaran adalah bumi.
Keberanian menjadi cakerawala.
Dan perjuangan
adalah perlaksanaan kata-kata.

Sajak Rendra (Depok, 22 April 1984)

Gerimis Darah Tahun Baru

Gerimis Darah Tahun Baru

Siapa lagi yang kau cari
kerana semua telah pergi
puing-puing terbakar
sisa dan bukti kematian
darah kering merembes di tiang-tiang pilar
kaca pecah jendela musnah
rumah impian menjadi debu
dan asap berkepul ke langit jauh
sang bima sakti
dalam jubah dan pedang berkilat
bersimbahan darah
malam kian pekat
gerimis darah membuak !

Pulanglah ke jalan asal
dari mana kau datang
tak siapa sudi menjengukmu
jendela yang ranap

Kecuali mereka yang mewah
masih berpesta pora
dengan tiupan trompet tahun baru
menikmati merakus kemewahan
bersesak di jalan raya

Sang kerdil terus meniup trompet
trompet duka trompet lara
menyiat segala impian
kala tangan sang kuasa
sedia merampas
tertawa dalam wajah topeng
sedang menusuk jarum
mengait kulit sekain lama robek
siapakah kau
hanya kerikil di jalan
dihinjak kaki perkasa
siapa peduli
rintih kesakitan di ulu hati.

Kecuali Kau
Yang menjadikan kami
miskin lara cinta
mereka si kaya gembira
merampas milik kami tanpa peduli

Gerimis darah
terus menyimbah!

Senja hari Merdeka

Senja hari Merdeka

Seluruh kota gemerlap cahaya
tak siapa sempat berdoa bersama decip burung
kala perwira kehilangan kaki dan sebutir mata
tak siapa sudi membawanya ke dataran pesta
jalan sesak pemimpin segak berarak
tanyalah padang yang menyaksikan
laungan pertama, ogos basah
juga hampir kehilangan nama di peta
di mana muzium sejarah
menghimpun getar nyilu perjanjian
ucapan hilang di telan zaman
padang merdeka menjadi taman jerigi
tiang-tiang pualam tumbuh
hotel bintang lima
membakar tapak silam
sebuah keaiban peradaban
memusnahkan warisan

Senin, 14 Maret 2016

Abadi

Abadi

Jalan tersentak pelan di antara
dua juara yang sedang berperang
ketika nyawa tertawa pada sengsara
manusia yang hanya bisa berlomba
mencari yang hakiki.
Padahal tak
ada kekal yang bisa dicekal.

Realiti mengalir rata dan sama
pada masing-masing fakta melalui
liku-liku ilmu yang lebih dulu
meramu semuanya dalam hipotesis
sampai terus berurai ke muara
telaga masa

Terus dan terus
tak pernah terputus
mengalir realiti sampai ke hilir dan
menyatu dengan ilmu-ilmu semua
yang dikira akhir segalanya.

Putri Malu

Putri Malu

Jangan kau petik bunga itu
ia putri malu
yang akan menguncupkan daun-daunnya bila tergangggu.

Jangan kau petik bunga itu
ia putri malu
yang sejumput darinya tak pernah ramah
kerana duri-durinya senantiasa menjaganya.

Jangan kau petik bunga itu
ia putri malu
yang bila kau sentuh akan membuatnya layu.

Jangan kau sentuh bunga itu
ia putri malu
yang dengan malu-malu merona halaman rumahmu.

FALSAFAH CINTA

FALSAFAH CINTA

aku tidak punya
falsafah dalam cinta
cuma aku sering
teringat pesan mereka

kata temanku cinta ertinya
terluka, kecewa dan derita
tapi aku tidak percaya
kerana ku yakin cinta
milik yang Maha Esa

Kata ummi ku pula
jika engkau mencintai lelaki
cinta hanya separuh hati
tapi aku tidak mengerti
kerana ku yakin cinta
adalah ketentuan Ilahi

kata walid ku pula
cinta selagi tidak dapat
sudah dapat hilang cintanya
tapi aku tidak setuju
kerana ku yakin cinta
fitrahnya bukan begitu

namun yang sering terngiang
kata arwah Atuk ku
cinta itu luhur andai
dibajai dengan keikhlasan
budi dan peribadi

dan yang penting sekali
cintai Allah dan Rasul
kerana dengan cinta itu
kau tidak akan kenal erti
luka, kecewa dan putus asa

teeja
Kuala Lumpur
rerun circa 14 April 2000

Bayang

Bayang

entah kenapa aku jadi rindu
ku cari jernih mata mu
ku hayati lembut tutur mu
ku perhati gerak geri mu

lantas aku cuba dekati bayangan mu
namun bayang itu adakalanya
terlalu cepat mendahului ku
kadang terlalu lewat membelakangi ku

akhirnya aku sedari
bayang hanya satu ilusi
menemani perjalanan ku
agar aku tidak terlalu sunyi

teeja
rerun circa 1999

Kejayaan

Kejayaan

Memang benar,
adakala kita keliru
dengan arah dan tujuan

Memang benar,
adakala kita tertipu
dengan indahnya pujian

Namun,
semakin banyak cabaran
semakin bernilailah kejayaan

teeja
rerun circa 2000

Rabu, 09 Maret 2016

MENYINTAI TIDAK BERMAKNA MEMILIKI

MENYINTAI TIDAK BERMAKNA MEMILIKI

Janganlah kau angkuh melaungkan
si dia kepunyaanmu
atau kau kepunyaan si dia
kerana hakikatnya
kita tidak pernah memiliki sesiapa
walau sekeping hati seorang insan
tidakkah kau sedar
hukum alam menyatakan
menyintai tidak semestinya memiliki?

Manusia pandai berpura
berlakon di pentas dunia
dan bertopeng menutup rahsia
tetapi hati
tidak pernah berdusta pada empunya
tentang perasaan yang bergolak di dalamnya

Tidakkah kau sedar
mungkin si dia melafazkan
ungkapan cinta padamu
tetapi hati dan perasaannya
tidak pernah berniat begitu
dia hanya berselindung
di sebalik sejuta alasan

Dan kau
begitu jujur dan setia menyintainya
sehingga terlupa
hukum alam menyatakan
menyintai tidak bermakna memiliki

Sesungguhnya...
"Aku tidak pernah memiliki dirimu...
dan kau jua tidak memiliki diriku."

Mengertilah
kita sebenarnya kepunyaan
Yang Maha Esa
tiada sesiapa berhak memiliki dir kita
kecuali Dia
Dia mengasihi hambaNya
Dia memiliki hambaNya
Dan ke pangkuan Dia kita kembali

BY:NISYA M2T

Senyap dan Sunyi

Senyap dan Sunyi

Aku masih lagi
menganyam buih-buih kenangan
menjadikannya selimut sunyi
dan diammu membiakkan
sel-sel zarah senyap
dalam lingkungan daerah sepimu

Pergilah!! kata hatimu
Pergilah!! kata hatiku
di situ kita terpisah

lantas kita bina tembok
dari serpihan kaca luka
merawat sengsara diri
dalam senyap dan sunyi

teeja
Kuala Lumpur
1 Syaaban 1422

Hayad

Hayad

Percikan darah merata
Semua makhluk berhimpun
Terdengar mereka berbisik
Sesama sendiri
Manusia ini sesat!
Manusia ini munafik!
Biar dia mati terseksa!

Manusia itu
Terlentang jasadnya
Luka di dadanya
Membuakkan darah
Namun tiada siapa
Yang membantunya
Manusia itu seolah
Dihukum untuk menderita

Apa yang telah terjadi?
Soalku kepada manusia itu
Sambil mengoyakkan secebis
Bahagian hijabku
Buat menyumbat luka
Di dada nya

Namaku Hayad!
Aku ditikam oleh cintaku
Jiwaku tak dapat diselamatkan
Lagi luka ini terlalu dalam
Tinggal sedetik lagi
Hanya sedetik saja lagi.....

2 Jamadilawal 1412H
Jasad Hayad di masuk ke lahad
Jiwanya telah mati
Dan aku terus melangkah
Meninggalkan pusara cinta itu
Dengan tekad untuk
Tidak menoleh lagi!

teeja
Jumaat
6 Oktober 2000

Cinta Pada-Mu

Cinta Pada-Mu

Dermaga ini menjadi saksi
betapa lukanya hati
saat cinta yang dibajai
dihujani duri-duri

Merpati yang ku lepaskan
berusaha untuk kembali
mengikat hati dengan janji
milik-Mu Ya Rabbi

Wahai diri yang hilang
kembalilah alunkan syair
musafir atma mencari cahaya
walau sekilas cuma

Duduk antara dua sujut
jari telunjuk lurus
kifarahlah hamba ini
moga nanti dengan izin-Mu
layak ku langkaui
pintu taubat-Mu
Ya Ghafur..

teeja
rerun circa 2001

jangan tanya

jangan tanya :
kenapa ombak slalu rindu pantai
kenapa malam slalu rindu bulan
kenapa awan slalu rindu langit
kenapa lembah slalu rindu bukit
kenapa akar slalu rindu tanah
kenapa mendung slalu rindu hujan
kenapa gelombang slalu rindu karang

karena aku tak pernah tahu
sama tak tahunya mencari jawab :
kenapa aku slalu rindu kamu !

Mungkinkah Sakura Mekar

Mungkinkah Sakura Mekar?

Mungkinkah sakura mekar
musim salji di North Carolina?
Ataukah bumi itu kini
meriah dengan tulip-tulip merah
menguntum mengorak senyum
menyambut datangnya musim bunga
penuh warna-warna

aku yang berteleku di jendela
menghirup asap jelaga
bukit-bukit menghijau
telah rata semua
villa-villa mewah terdiri
ganti hutan dara yang ternoda
dan tiada siapa yang enak diajak bicara

teeja
Kuala Lumpur
17 April 2003

Mengantuk

Mengantuk

ketika khutbah
tersenguk mengangguk
macam burung belatuk

habis salam
semua mencapai tilam
tidur sambil berjalan

teeja
rerun circa 2000

Di Usia Senja

Di Usia Senja

air mata ibu tumpah
cerita tentang kekandanya
terpaksa menyusukan cucu
anak kepada anaknya

jenuh dulu kekandanya
menyusukan anak-anak
kini bila usia senja
terpaksa pula menyusukan
anak kepada anaknya

kata ibu lagi
kekandanya itu penat
mengais rezeki dulu
untuk anak-anak
kini pula untuk
anak kepada anaknya

kekandanya ingin rehat
seperti teman-teman seusianya
duduk mengenang zaman muda
sambil merehatkan tulang tua

teeja
rerun circa 2000

Hari Indah Bagiku

Hari Indah Bagiku

Angin dingin meraba sekujur tubuhku…
Aku menggeliat…
Pagi telah tiba..
Hari baruku telah tiba
Panggilan Illahi telah memanggilku
Untuk beranjak bangun.. Singkapkan selimut tebalku…
Bangun dari mimpi indah semalam..
Bangun.. Sudah saatnya
Aku kembali ke dunia Nyata…
Sudah saatnya kusiram tubuhku dengan air segar
Dan menjawab panggilan – Nya..
Menghaturkan sedikit Puji..
Untuk rahmat dan berkah-Nya yang akan warnai hariku..
Menyisihkan beberapa menit dari waktu panjangku
Yang Kuhabiskan untuk Duniaku…
Tuhan.. Terima doaku dan pujiku…
Dan warnai hari yang akan aku lalui..
Dengan rahmatmu..
Dan semoga Hari Ini Indah Bagiku

Selasa, 08 Maret 2016

Bukan Untuk Temani Aku

Bukan Untuk Temani Aku

Hadirnya membuatku bererti..
Senyumnya buatku damai..
Tatapannya redakan gelisahku..
Asaku kembali terjalin..
Kau hilangkan resahku, kecamuk hatiku..
Tuhan..
Aku tersadar..
Dia bererti untukku..
Tapi saat itu pun aku tersadar..
Hadirnya bukan untukku..
Dia bukan pelabuhan untuk labuhkan bidukku
Dia tercipta dan hadir untuk seseorang..
Dia ada bukan untuk temani hariku..

Mimpi Terindah

Mimpi Terindah

Melayang aku
Kau buatku terbang tinggi di awan
Terhanyut aku setiap kudengar syair cintamu

Nyatakah semua yang terjadi pada setiap hariku
Ku terhanyut
Saat kau berjanji

Dan kau (ku) wujudkan mimpi yang terindah
di setiap malam
Agar aku (kau pun) tersenyum
Terjaga dari tidurku (tidurmu)
Dan kau jadikanku ratu di kerajaan cintamu
Agar aku pun bahagia
Duduk berdua denganmu selamanya

Ooh.. selamanya kau rasakan indah hari
dengan kasihku
Selalu tersenyum dirimu oh kasih cintaku
Selalu selamanya

SEORANG LELAKI BERNAMA KEKASIH

SEORANG LELAKI BERNAMA KEKASIH

Seorang lelaki bernama kekasih
menggantungkan harapan buatku
seperti menggantungkan pakaian
di almari kaca di gedung perniagaan
yang sentiasa dapat kupandang
tetapi tak bisa kupegang....

Seorang lelaki bernama kekasih
mengucapkan kata-kata
yang kalau dihitung
lebih banyak dusta dari nyata
lebih pura2 dalam berbicara.

Seorang lelaki bernama kekasih
kini membiarkan aku
mengunyah derita yang mendatang
menghirup seksa yang menyapa
meneguk pedih...
luka tunda menunda
dan aku kesepian...

KHOB KHUN

KHOB KHUN

senja itu sekali lagi
berdiri ia sepi
sambil mata merenung
cahaya mentari
merah terbakar

sukar rasanya
hendak ia tinggalkan
keindahan nikmat
warna-warni cahaya
saat-saat akhir
terbenamnya mentari

namun tika melangkah
sempat ia menoleh
tersenyum sedikit
namun senyumnya belot
terlihat bibirnya bergetar
berbisik hampir tak terdengar
Khob Khun Krab....

*bahasa Thailand yang bermaksud terima kasih

teeja
rerun circa 2000

SIAPA

SIAPA ?

Milik siapa gadis itu ?
Rambutnya lembut dan mengurai
Kulitnya cerah secerah mentari pagi
Senyumannya melirik tajam menusuk ke jantung
Tersentak dan kaku disitu
Terpesona tak tergambar kejelitaannya
Oh ! siapakah dia...?

Milik siapa gadis itu ?
Wajahnya bermain-main di ruang mataku
Pergerakannya mengusik-usik mimpi
Argghhh..! Aku tak bisa
Aku tak tahu siapakah dia ?

Milik siapa gadis itu ?
Seringkali kuintai dan seringkali ku ekori
Menyelidiki apa yang ingin ku ketahui
Terabai segala kerja
Tergopoh mengejar masa
Semata-mata ingin melihatnya walau sekali cuma.

Milik siapa gadis itu ?
Tiba-tiba hilang begitu saja
Meninggalkan aku tergamam di situ
Ku kejar tapi tak berdaya 
Tertunduk hampa
Ku mengorak langkah bisu
Kembali ke rutinku

Sehingga kini aku tak tahu... Milik Siapa Gadis Itu ?

ESOKKAH PENENTUANKU

ESOKKAH PENENTUANKU

Semalam...
Aku duduk di tepi jendela
Ku perhatikan kanak-kanak riang
Kelihatan bermain dan bergurauan
Sewaktu kecilku dahulu
Sepanjang hayatku...
Di dalam pencarian

Hilang rasa keluhan hati
Hilang rasa kemurungan diri
Tanpaku sedari.... arghhh!!!!!

Hari ini...
Ku terbaring di kamar putih
Merenung masa lalu
Mencari sisa-sisa memori yang tinggal
Kemanisan dan kepahitan
Sepanjang hayatku...
Di dalam pencarian

Ku keseorangan
Ku kesepian
Tanpa bantuan dan sokongan...

Esok...
Masih samar-samar bagiku
Bilakah Dia' menjemputku pulang
Menghadap takdirku
Menghitung pahala dan dosa yang telah ku lakukan
Sepanjang hayatku...
Di dalam pencarian

Aku pasrah pada kehendak-Nya
Aku pasrah pada segala-galanya...
Persoalannya, ESOKKAH PENENTUANKU ?

Lang_MeRah :Hidup ini singkat, jgnlah membuang masa
dengan melakukan perkara yang tak berfaedah.

Minggu, 06 Maret 2016

RINDU

RINDU...

Rindu...
Inilah yang ku rasa
Keseorangan dalam lamunan
Berjauhan denganmu
Membuat hatiku tak senang
Pilu, sebak, derita dan sengsara
Ku alami semuanya.

Rindu...
Inilah yang ku rasa
Bila hadir satu persatu kenangan
Keindahan dan kebahagiaan
Kemanisan dan kepahitan
Kita tempuhi bersama...

Rindu...
Inilah yang ku rasa
Aku disini dan kau disana
Rindu ini padamu jua
Tiada dapat kugambar kerinduan,
kegersangan, ketandusan dan kesepian
Yang mencengkam jiwa.

Rindu...
Inilah yang ku rasa...
BILAKAH KITA DAPAT BERSUA...???

author unknow

SEPI

SEPI

Aku sepi,aku sendiri
aku sunyi,aku tersisih
Datang pd ku
Bawakan ceria mu
Bawakan ikhlas mu
Bawakan setia mu
hanya utkku
Supaya..aku tak lg sepi
dan aku..
tak ingin lg sendiri
sunyi dan tersisih

author unknow

Bisikan Kama

Bisikan Kama

Hembuskan rindu
di pancaindera dengar ku
lagukan getar sukma
di deria sentuh ku
belailah rambut angan ku
dengan bisikan kama

dengan rindu dan dendam
doalah moga nanti kita akan
berbicara tentang benih
yang bakal lahir dari
kasih dan sayang

teeja
Kuala Lumpur

Mengeluh

Mengeluh

Tiada perkataan mengeluh
dalam kamus dirimu
dan aku pula jenuh
mencari kata ganti
dengan erti dan makna
yang hampir serupa

Mungkin benar kirta
dari daerah yang berbeza
kerna dalam persamaan
kita tetap asing
cara dan rasa

Lantas di akhir ayat
ku coretkan kata
Aku sentiasa doakan
kau bahagia....

teeja
Kuala Lumpur
28/02/2003

Salahkah Aku

Salahkah Aku

salahkah aku...
mengalirkan mutiara tika kau melangkah pergi,
berlalu membiar ku sendiri,
masih terpinga tidak mengerti,
dimana silapnya bisik hati ini,
memikir sasaran yang tak pasti.

bersalahkah aku...
kiranya menyimpan cincin di jari,
cukup bererti, tapi tidak kau fahami,
ku dibanjiri berbagai janji,
kau juga yang memungkiri,

Apakah kesalahanku...
Dikala senja melenyapkan diri,
Aku masih berdiri disini,
di tepi pantai tanpa ditemani,
senyap dan sunyi,
terasa ingin membenci,
namun aku terus merindui,
menyayangi dan menyintai,
namun kau terus menyepi,

dengarlah bisikan hati ini,
aku kan terus menanti,

author unknow

Aku, Hamka dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

Aku, Hamka dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

Aku tidak pernah kenal cinta
Namun aku pernah diajar
Betapa indahnya unggu
Betapa cemburunya merah jambu
Dan betapa peritnya rindu

Ku lihat Hamka dan indah tulisannya
Dan aku kadang terbawa bersama
Dalam kasihnya yang satu buat Ilahi
Dan di bahtera itu aku tenggelam bersama
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

Bukankah kita belajar dari setiap luka
Agar tidak terluka lagi
Bukankah kita belajar dari setiap cerita
Yang cinta manusia tak kekal lama
Yang kekal hanyalah Allah dan kerajaan-Nya

teeja
Circa 2002
Kuala Lumpur

Sajak Renungan Bersama

Sajak Renungan Bersama



Bersihkanlah dirimu sebelum kamu dimandikan
Berwudhu'lah kamu sebelum kamu diwudhu'kan
Dan solatlah kamu sebelum kamu disolatkan

Tutuplah 'auratmu sebelum 'auratmu ditutupkan
Dengan kain kafan yang serba putih
Pada waktu itu tidak guna lagi bersedih
Walaupun orang yang hadir itu merintih

Selepas itu kamu akan diletak di atas lantai
Lalu dilaksanakanlah solat Jenazah
Dengan empat kali takbir dan satu salam
Berserta Fatihah, Selawat dan doa
Sebagai memenuhi tuntutan Fardhu Kifayah
Tapi apakah empat kali takbir itu dapat menebus
Segala dosa meninggalkan solat sepanjang hidup?

Apakah solat Jenazah yang tanpa rukuk dan sujud
Dapat membayar hutang rukuk dan sujudmu yang telah
luput?
Sungguh tertipulah dirimu jika beranggapan demikian
Justeru kumenyeru sekelian Muslimin dan Muslimat
Usunglah dirimu ke tikar solat
Sebelum kamu diusung ke liang lahad
Menjadi makanan cacing dan makanan ulat

Iringilah dirimu ke masjid
Sebelum kamu diiringi ke Pusara

Tangisilah dosa-dosamu di dunia
Kerana tangisan tidak berguna di alam baqa'

Sucikanlah dirimu sebelum kamu disucikan
Sedarlah kamu sebelum kamu disedarkan
Dengan panggilan 'Izrail yang menakutkan

Berimanlah kamu sebelum kamu ditalkinkan
Kerana ianya berguna untuk yang tinggal
Bukan yang pergi

Beristighfarlah kamu sebelum kamu diistighfarkan
Namun ketika itu istighfar tidak menyelamatkan
Ingatlah di mana saja kamu berada
Kamu tetap memijak bumi Tuhan
Dan dibumbungi dengan langit Tuhan
Serta menikmati rezeki Tuhan

Justeru bila Dia menyeru, sambutlah seruan-Nya
Sebelum Dia memanggilmu buat kali yang terakhirnya
Ingatlah kamu dahulu hanya setitis air yang tidak
bererti
Lalu menjadi segumpal darah
Lalu menjadi seketul daging
Lalu daging itu membaluti tulang
Lalu jadilah kamu insan yang mempunyai erti
Ingatlah asal usulmu yang tidak bernilai itu
Yang kalau jatuh ke tanah
Ayam tak patok itik tak sudu
Tapi Allah mengangkatmu ke suatu mercu
Yang lebih agung dari malaikat

Lahirmu bukan untuk dunia
Tapi gunakanlah ia buat melayar bahtera akhirat

Sambutlah seruan 'Hayya 'alas Solaah'
Dengan penuh rela dan bersedia
Sambutlah seruan 'Hayya 'alal Falaah'
Jalan kemenangan akhirat dan dunia

Ingatlah yang kekal ialah amal
Menjadi bekal sepanjang jalan
Menjadi teman di perjalanan
Guna kembali ke pangkuan Tuhan
Pada hari itu tiada berguna Harta, tahta dan putera
Isteri, kad kredit dan kereta
Kondominium, saham dan niaga
Kalau dahi tak mencecah sejadah di dunia

Forever Friend

Forever Friend

Sometimes in life
you find a special friend
Someone who changes your life
just by being part of it

Someone who makes you laugh
until you can't stop
Someone who makes you believe
that there really is good in the world
Someone who convinces you
that there really is an unlocked door
just waiting for you to open it
This is Forever Friendship

When you're down
and the world seems dark and empty
Your forever friend lifts you up in spirit
and makes that dark and empty world
suddenly seem bright and full

Your forever friend gets you through
the hard times, the sad times
and the confused times
If you turn and walk away
your forever friend follows
If you lose your way
your forever friend guides you
and cheers you on

Your forever friend holds your hand
and tells you that
everything is going to be okay
And if you find such a friend
you feel happy and complete
because you need not worry
You have a forever friend for life
and forever has no end.

author unknown

Kebahagiaan Mu Teman

Kebahagiaan Mu Teman

dalam selok belok orang yang ramai
dalam percikan api-api bunga rezeki
ada dalam kelibat
dalam belantaran hidup manusia berdarjat
menyelinap masuk celahan lorong lorong sunyi
dengan seorang diri tidak bertemani
dalam lorong yang sesat
dalam kehidupan manusia malap
ku masuk dan redahi
ku selinap dan ku susuli
jejak-jejak tapak kaki yang ku hajat
pada seorang kawan yang hidup melarat

satu lorong hitam tidak berisi
dengan kosong nilai murni
tempat tumpuan sang lalat
dengan berjiran kan si ulat
ku temui teman ku kasihi
terbujur kaku tiada bertepi
musnah ranah hidup yang rahmat
dahulu masa hidup penuh nikmat

ku pikul dan ku gendong mu waktu pagi
bersaksikan cahaya-cahaya warna matahari
kau di basuh dan rambut di sikat
dalam hela nafas orang berdarjat

kini kau berjalan ke arah illahi
tapi bukan aku yang memberi
kini juga kau bukan lagi alat
malah bukan juga sebagai pengelat

akhirnya

kau kini manusia sejati
dalam kerlipan mata suci
dalam ruangan yang tidak terikat
di antara asuhan ilmu hakikat

kebahagiaan mu teman.. ku lakarkan puisi ini

karya : admie abdullah

Sabtu, 05 Maret 2016

Mimpi Sang Lelaki

Mimpi Sang Lelaki

Katamu...
Kau rindukan
Wanita yang menutup auratnya
Berhias diri untuk suami
Menjaga maruah dan nama
Tertib bicara lembut suara
Lirikan manja mempersona

Katamu...
Kau cintakan
Wanita yang menjaga solatnya
Tidak pernah leka dan alpa
Wanita yang sentiasa basah lidahnya
Memuji ALLAH; berzikrillah
Bersenandung cuma kalimah ALLAH

Katamu...
Kau kasihkan
Wanita alim bijaksana
Cekap mengurus rumahtangga
Bijak mendidik zuriat kau dan dia
Berjimat mengurus rezeki yang ada
Dunia dikelek akhirat di kepala

Katamu...
Kau kagumkan
Wanita yang tidak materialistik
Tidak memandang harta dan wang ringgit
Walau mencurah intan permata dari langit
Tidak dijamah walau sedikit
Jika bukan milik sang suami

Duhai lelaki...
Jika wanita itu yang kau impikan
Sudahkah kau cermin dirimu dahulu
Bermuhasabah diri
Menilai peribadi
Sudah kah kau melengkapi diri?
Menjadi ketua, suami mithali
Pada zuriat sama berbakti
Bukan mudah kau temui
Bukan senang kau miliki
Wanita pelengkapi diri mu
Sedang dirimu tidak kau lengkapi

Damba Cinta Mu

Damba Cinta Mu

Tuhanku ampunkanlah segala dosaku
Tuhanku maafkanlah kejahilan hambaMu

Ku sering melanggar laranganMu
Dalam sedar ataupun tidak
Ku sering meninggalkan suruhanMu
Walau sedar aku milikMu

Bilakah diri ini kan kembali
Kepada fitrah sebenar
Pagi ku ingat petang ku alpa
Begitulah silih berganti

Oh Tuhanku Kau pimpinlah diri ini
Yang mendamba cintaMu
Aku lemah aku jahil
Tanpa pimpinan dariMu

Ku sering berjanji depanMu
Sering jua ku memungkiri
Ku pernah menangis keranaMu
Kemudian ketawa semula

Kau Pengasih Kau Penyayang Kau Pengampun
Kepada hamba-hambaMu
Selangkah ku kepadaMu
Seribu langkah Kau pada ku

Tuhan diri ini tidak layak ke syurga Mu
Tapi tidak pula aku sanggup ke neraka Mu

Ku takut kepadaMu
Ku harap jua padaMu
Moga ku kan selamat dunia akhirat
Seperti rasul dan sahabat

Bagaikan Ada Dinding Menghalanginya

Bagaikan Ada Dinding Menghalanginya

walaupun ia telus,
tapi amat sukar untuk di tembus,
kerana ia bagai arus,
sentiasa mengalir terus menerus,
dan pasti takkan putus,

sebab ia ada,
wujud didalam diri,
cuma perlu percaya,
cuma perlu merasa,
pasti akan berkata...
"Ia Ada."

KEMATIAN

KEMATIAN

Adalah lena yang panjang...
Buat insan yang kecapaian,
Melihat kerenah dunia,
Yang kian tenat,
Berkudis …bernanah,

adalah suatu perjalanan...
merentasi alam barzakh,
di mana diri diperhitungkan,
untuk menghadap pencipta,
Tuhan seru alam,
Lalu kita bangkit,
Setelah tidur yang panjang,
Penuh kedaifan...
Di padang mahsyar,

Adalah suatu kehidupan,
Yang kekal abadi,
Penuh kebahagiaan tak terperi,
Atau …
Derita yang berpanjangan,
Buat para insan,
Di alam akhirat,

Adalah suatu perjanjian,
Yang tak dimungkiri,
Buat semua insan,

Insan-insan berkejaran,
Mengumpul harta bekalan,
Dengan usaha, amal dan taqwa,
Untuk suatu kembara yang jauh,
Semusim dunia di jengah…..
Hanya sementara…suatu perhentian,
Lalu …
Kita tinggalkan,
Keinginan nafsu terpenjara,
Bersama taqwa,
Yang dingin

Tuhan aku ingin hampir padaMu

Tuhan aku ingin hampir padaMu

Ada kalanya
Kesepian ini melanda
Lalu pantai hati berkocak
Ribut badai melanda
Lumut dan karang terungkai
Lalu jejak di pasiran menyepi
Dalam kesenduan

Adakalanya
Kesepian ini melanda
Lalu mata hati ini berkata
pada jejak waktu berlalu
Biar aku begini
dalam kesenduan
Mengingati-Mu..
..TUHAN

Cermin, Inginkah Kau Bertanya

Cermin, Inginkah Kau Bertanya

inginkah kau bertanya,
pada diri didepanmu,
tentang jiwa dan perasaan,
dikala aku memandangmu,
mampukah kau berkata,
bolehkah kau menerima,

pastiku dengar "kenapa?"
menangisku tiap kali mendengarnya,
soalan itu berulang kali,
tidak bisakah kau terima,
mengapa harus kau bertanya,

jernihlah jiwa mu,
itulah harapanku,
agar kau melihatku,
dan terlihat dirimu,
yang selama ini malu,
yang selama ini kaku

Bila kita bicara tentang hati

Bila kita bicara tentang hati
sukar untuk kita tafsirkan
tentang sesuatu azimat
tentang yang tersurat
juga yang tersirat...
Tapi itu adalah lumrah kehidupan
yang ada pada ukiran...
juga terpotret dalam album kehidupan...
Bila kita bicara tentang perasaan
akan terungkai segala macam ramuan
yang melengkapi acuan masakan
kita yang menyelerakan...
juga yang menghambarkan...
Hati dan perasaan
seolah satu simpulan
simpulan rambut yang telah kanda matikan...
namun dalam tiap simpulan itu tetap
ada kekusutan...
yang kita tidak tahu
Bila kita bicarakan sesuatu tentang kehidupan...
kita merangka pelbagai keadaan
kita susun menjadi tembok
kita bina menjadi benteng...
kehidupan itu bulat dan bergolek...
Hanya kita yang membicarakan
dan akan dibicarakan.

Sebuah Lukisan Kehidupan

Sebuah Lukisan Kehidupan

ku dengar lagi bisikan itu
suara itu datang lagi
antara mimpi dan nyata
antara ada dan tiada
bisikan itu hadir lagi
menggenggam sebuah rasa
melarik pilu dijiwa
meruntum sayu sekeping hati
perlukah aku melangkah pergi
atau haruskah aku berdiri disini
rasa itu mengikat seorang aku
melilit mati tangkai hatiku
dan
aku masih lagi berdiri disini
pada sebuah rasa
yang tak pernah menjanjikan apa2...
hanya sebuah kedukaan
bagi sebuah lukisan hidup

Bila Rindu Menjengah

Bila Rindu Menjengah

rindu ini menjengah,
mengintai dari sudut bicara,
andai terserlah kemahuanku,
atau inilah kemahuanmu jua,
kita belai rindu dari sudut berbeza
dari intunasi yang berbalam
menerusi landasan ketenangan,
terima kasih atas hadiah kerinduan ini,
aku berbahagia merinduimu,
walau tanpa kata
walau tanpa luahan,
aku berdoa moga kau jua terasa,
bahang rindu yang mencengkam,
yang membelai mindaku
yang menggasak jemari ku
mencalit-calit luahan hati,
menyatakan kerinduan
dalam pena tanpa dakwat

Jangan Lupa Aku

Jangan Lupa Aku

Aku berpuisi, berkarya
Kerana ingin menyampaikan cerita
Kadang kala menyelitkan pesanan
Buat peringatan...

Ada kalanya pula
Aku berlawak jenaka
Membuat kamu tak kering gusi
Dan ada juga masa
Aku luahkan segala rasa
Dari hati dengan penuh emosi

Coretan-coretan isi hati
Cuma ini yang mampu ku beri

Bila aku sudah pergi
Dan takkan balik lagi
Meninggalkan kenangan dan memori
Aku harap tulisan aku
Bila dibaca oleh kamu
Buat kamu rasa aku hidup kembali

p/s = apabila penulisnya sudah tiada
puisinya akan terus hidup,terus dibaca
terus membuat pembaca sedih,gelak-tawa
dan mengambil iktibar

karya : Nur Nie

cahaya bulan yang terang

Cahaya Bulan Yang Terang

satu malam
bulan yang terang
di malam yang usang
dengan angin yang perlahan
merempuh daun-daun sekitar hutan

malam ini kian berseri
dengan aneka bintang di langit
serta udara yang menyejuk hati
bercampur embun pagi
menyemarakkan lagi
kedamaian malam ini

dulu
ianya hanya di minda ku
yang di jelmakan melalui rindu
di dalam hanya sebuah buku

sekarang
suasana ini sungguh tenang
dengan malam bulan yang terang
yang penuh dengan kenyataan

karya : admie abdullah