Sabtu, 21 Mei 2016

BICARA HATI DALAM KEKALUTAN

 BICARA HATI DALAM KEKALUTAN

Persengketaan yang hadir
Menyiksakan sanubari.
Bicara hati dua jiwa
Berlainan perasaan
Berbeza pemikiran.

Penyiksaan membuatkan aku
Kadangkala hilang kawalan.
Emosi meguasai diri
Minda sebu
Otak beku
Tindakanku kaku
Bicaraku bisu

Apa lagi yang perlu dinanti?
Andai hanya aku yang berharap
Agar bulan jatuh ke riba
Supaya kekusutan dapat dileraikan.
Semoga mentari mucul kembali.

Aku hanya mampu pasrah padaNya
Bersama kekalutan ini
Berbekalkan secarik harapan
Agar yang keruh dapat dijernihkan
Semoga kekalutan dapat diungkaikan
Supaya persengketaan dapat disisihkan.

Maafkan aku seandainya terlalu berharap
Maafkan aku seandainya terlalu memaksa
Hanya kerana aku sayang padamu…

Nukilan perasaan – Allianne

KUATRIN JUMAT

KUATRIN JUMAT

beginilah kekasih, telah kita ramu
jejak-jejak yang riuh di matamu
menjadi buku cerita tentang laut
dan burung camar yang cemberut

betapa kita tak lelah membangun puisi
membaca batu-batu di jalanan sunyi
lalu atas nama hati kita tuliskan
tanda-tanda kematian, pun masa depan

ada yang menyerah pada gemuruh mesin
maka puisi menjadi teman bermain
ada yang menyerah pada gemuruh dada
lalu puisi menjadi semacam keranda

mengusung kematian penyair ragu
mengapa puisi tak juga menyatu
bukankah jiwa kita ini lumpur
tersuruk di lantai sumur?

ts pinang

KEKASIH

KEKASIH

akan kupintal buih-buih
menjadi tali
mengikatmu

akan kuanyam gelombang-gelombang
menjadi hamparan
ranjang tidurmu

akan kutenun awan gemawan
menjadi selendang
menudungi rambutmu

akan kujahit bayu gunung
menjadi baju
pakaian malammu

akan kupetik bintang timur
menjadi kerongsang
menyinari dadamu

akan kujolok bulan gerhana
menjadi lampu
menyuluhi rindu

akan kurebahkan matari
menjadi laut malammu
menghirup sakar madumu

Kekasih, hitunglah mimpi
yang membunuh realiti
dengan syurga ilusi.


1971
Sajak Usman Awang

Kepada Lembah Mawar

Kepada Lembah Mawar
(Memang itulah aroma-Mu tumpah ke kalbu)

Telah mereka bawa berita luka
Kau terkapar - sedih dihiris
Kata-kata hanya debu di panas kering. Bila
Pintu ditutup. Di corong asap - muncul kabut ungu!
Sekolam hitam air mata. Sekering daun-daun melayang
Kau dengarkah gendang dipalu oleh tangan tak bermaya
Kilau fatamorgana tak bisa memberikan setitis air.

Saudaraku,
Tiuplah aroma attar itu
Dari Lembah Subur-Mu
Hanya setitis bagai air mata dulu
Tumpah ke setanganku!

Di situ zaman itu - Lembah yang dikunjungi
Pengembara tak mengenal lelah tak menemui garis akhir
Datang dan pergi melewati. Melewati batas pelangi.

Air Kasih tak kering. Tak mana Lembah
Kalau jubahnya basah menakung darah yang tumpah!

Attar Mawarkah
Mengembang cepat
Hingga mereka lupa - luka di dada.

April 1985

PEREMPUAN ITU

PEREMPUAN ITU

Perempuan itu
memecahkan kaca
seperti dia memecahkan
hatinya
yang terluka.

Perempuan itu
melihat laut ternganga
seperti dia melihat
sebuah kapal meninggalkannya.

Perempuan itu
mengunci diri
seperti dia mengunci hati
pada semua lelaki
yang dia benci.

Sajak Razali Mohamad